Sabtu, 05 Mei 2012

Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Anarkis


Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya tindakan anarkis dalam demonstrasi antara lain :

Sikap Para Demonstran Yang Menganggap Pendapat Mereka Paling Benar Dan Harus Dituruti
Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan demonstrasi, para demonstran menganggap bahwa aspirasi atau pendapat mereka suarakan merupakan-merupakan aspirasi yang benar, mereka juga menganggap bahwa aspirasi mereka suarakan merupakan aspirasi yang mewakili suara hati seluruh rakyat Indonesia, dengan dasar itulah mereka menganggap bahwa apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal yang benar dan mereka menginginkan agar apa yang mereka suarakan bisa terralisasikan. Dengan dasar kebenaran ini maka dalam pelaksanaan demonstrasi para demonstran bukan hanya sekedar mengemukakan pendapat namun lebih mengarah pada memaksakan pendapat, sehingga untuk memaksakan kehendaknya ini mereka melakukan tindakan anarkis. Jadi tindakan anarkis yang di lakukan merupakan wujud dari pemaksaan kehendak, dengan harapan agar kehendak atau aspirasi yang mereka suarakan dapat diperhatikan.

Suasana Panas, Sesak Dan Penat Akan Membuat Para Demonstran Cenderung Mudah Terpancing Emosi
Anarkisme juga bisa disebabkan karena situasi ketika demo terjadi, umumnya dalam suatu demonstrasi memerlukan waktu yang tidak sebentar dan dilakukan di siang hari, suasana yang panas, sesak dan penat akan mudah membuat para demonstran untuk terpancing emosinya dan mudah marah. Ketika demonstrasi kondisi fisik dari para anggota juga pasti mengalami kelelahan, dengan kondisi ini jika dalam suasana yang panas atau hujan deras maka akan membuat para demonstran mudah marah, hal ini akan mengakibatkan tindakan anarkis, jika salah satu anggota lain akan mudah tertular untuk melakukan tindakan yang serupa.

Tidak Ada Perwakilan Yang Bersedia Menanggapi Dan Berbicara Dengan Para Demostran
Ketika ada niat untuk melakukan demonstrasi, tentunya suatu kelompok atau pihak yang akan melakukan demonstrasi sudah mempunyai suatu pandangan, gagasan atau pemikiran yang mereka yakini kebenarannya, inilah yang nantinya akan mereka suarakan dengan harapan apa yang meraka suarakan bisa menjadi kenyataan, atau paling tidak mendapatkan tanggapan dari pihak yang mereka harapakan. Namum banyak kejadian ketika ada demonstrasi tidak ada satu pun orang yang bersedia menemui para demonstran untuk berbicara dengan member penjelasan, hal ini membuat para demonstran kecewa, marah hingga melakukan tindakan anarkis sebagai luapan emosinya. Solidaritas yang tinggi antara para anggota demonstran. Dalam suatu demonstrasi umumnya, para demonstran memiliki solidaritas yang sangat tinggi antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, jika salah satu anggota melakukan hal yang baik maka kemungkinan besar anggota yang lain akan melakukan hal yang sama, tetapi yang dalam demo selama ini khususnya di awal tahun 2010 ini bukanlah solidaritas yang baik, tetapi lebih mengarah pada solidaritas yang buruk, jika salah satu anggota berteriak SBY maling, maka yang lain juga akan melakukan hal yang sama. Salah satu hal yang menyebabkan tindakan anarkis dalam demonstrasi adalah kuatnya solidaritas antara demonstran satu dengan yang lainnya, tindakan anarkis awalnya hanya dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja, namun karena para demonstran kesamaan Visi, Misi dan tujuan maka mereka mempunyai solidaritas yang tinggi. Jika salah seorang anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota yang lain akan melakukan tindakan yang sama, jika salah seorang anggota di amankan oleh pihak kepolisian maka anggota yang lainakan berusaha menyelamatkan rekannya. Hal ini terkadang memicu kerusuhan antara demonstran dengan aparat kepolisian.

Kerusuhan Dalam Demo Memang Sudah Di Rencanakan
Salah satu faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dalam demo yaitu, kerusuhan dalam demonstrasi memang sudah direncanakan sebelumnya, kerusuhan ini biasanya dilakukan oleh lawan politik atau pihak-pihak lain yang tidak suka dengan pemerintahan yang sedang berjalan. Kasus ini sering terjadi di Indonesia, dalam demo di Mojokerto beberapa waktu lalu terjadi kerusuhan yang mengakibatkan kerugian hingga 1,4 M, demo ini disebabkan karena salah satu kandidat calon bupati tidak diloloskan menjadi calon bupati oleh KPU setempat. Akibatnya para pendukung bupati yang tidak lolos berdemo didepan KPU Mojokerto dan melakukan pengerusakan terhadap fasilitas Negara. Dalam demo ini hampir 100 orang di tahan, dari barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi bisa disimpulkan bahwa kerusuhan atau tindakan anarkis para demonstran sudah direncanakan.

Adanya Provokasi
Setia demonstrasi tentunya melibatkan banyak orang, hal ini membuat situasi sangat sulit untuk dikontrol dan dikendalikan, selain itu banyaknya demonstran juga sangat rawan dengan provokasi, baik provokasi dari dalam maupun dari luar, provokasi dari dalam biasanya dilakukan oleh salah satu anggota demonstran yang mempunyai kecenderungan prilaku menyimpang dalam keseharianya, sehingga dimanapun orang tersebut berada maka akan ada potensi untuk rusuh akibat perilaku yang dilakukannya. Lalu provokasi juga mungkin dilakukan oleh pihak-pihak luar yang menginginkan suasana demo menjadi rusuh. Dalam suatu demonstrasi umumnya pihak atau kelompok yang melakukan demo mempunyai Visi dan Misi yang sama, sehingga dengan kesamaan ini para demonstran cenderung memiliki solidaritas yang tinggi antara sesama anggota. Sehingga jika salah satu anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota yang lain juga akan akan sangat mudah untuk mengikuti tindakan tersebut.

ANARKISME AKIBAT LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM
1. Butuh Ketegasan
Berbicara tentang hukum, tidak bisa dipisahkan dengan sanksi. Hukum tidak mungkin ditegakkan, tanpa sanksi yang tegas. Disinilah salah satu kelemahan mendasar dari negara. Pemerintah tidak tegas dalam menerapkan sanksi kepada para pelanggar hukum, para pembuat onar di masyarakat.
2. Kurang Profesional
Tuntutan akan profesionalisme aparat hukum dalam menangani kasus, bukanlah isapan jempol. Bahkan, tuntutan adalah sebuah keharusan bagi seluruh institusi hukum.
3. Belajar dari Negara Lain
Sebenarnya setiap negara memiliki benih-benih konflik, termasuk konflik agama. Meski konflik dinegara lain, tidak begitu menimbulkan efek yang besar bagi negaranya. Hal ini, tidak lepas dari kecakapan negara lain, dalam mengelola issu, dan meredam konflik tersebut.
CARA MENGATASI TINDAKAN ANARKIS :
Pembentukan detasemen yang khusus untuk menanggulangi aksi anarkis adalah terobosan baru untuk menangani aksi anarkis yang terjadi di beberapa daerah. Detasemen ini punya arti penting dalam penanganan aksi anarki yakini artinya intelejen deteksi dini, warning, respon, dan prediksi. Sehingga apabila tindakan anarki terjadi, ada satuan untuk menangani itu. Detasemen dilakukan dengan jumlah personel yang besar, sesuai dengan tugasnya, menghadapi massa yang besar. Anggota detasemen dapat dilengkapi dengan sepeda motor, sebab, kerusuhan yang bisa terjadi tak hanya di satu titik dan bergerak. Agar bisa  mobile sehingga cepat, bisa langsung ke lokasi-lokasi terjadi trouble tadi.
Pembentukan detasemen khusus ini sebagai pengejawantahan Prosedur Tetap Nomor 01/X/2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarki. Pembentukan detasemen anti anarkis ini tidak  dilatarbelakangi ketidakmampuan satuan-satuan Polri. Detasemen ini  dibentuk untuk meningkatkan pelayanan keamanan kepada masyarakat. Ini  dilihat dari tantangan tugas yang terus berkembang. Oleh sebab itu, perlu lebih dikhususkan lagi. Detasemen Anti Anarkis ini terdiri dari beberapa  unsur, di antaranya Brimob, Samapta, dan tim penembak sebagai tim  penindak untuk membantu tim Dalmas dalam menghadapi massa. Detasemen ini hanya akan menangani aksi anarkis,  bukan unjuk rasa biasa. Untuk mengatasi anarkisme ini juga dapat dilalui dengan cara memperkuat satuan Samapta serta memperkuat fungsi intelijen dan pembinaan massa. Intelijen masuk terlebih dahulu mendapatkan data-data kuat dan kemudian masuk pembinaan memberikan pendekatan secara edukatif pada masyarakat bagaimana penyelesaian masyarakatnya.
Selain pembentukan detasemen oleh pemerintah, dari masyarakat sendiri ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anarkisme, diantaranya :
1. Melakukan bimbingan konseling terhadap masyarakat yang mempunyai permasalahan-permasalahan, dalam hal ini bimbingan konseling ditekankan pada kalangan siswa dan mahasiswa, karena proses pembentukan karakter itu terjadi pada masa peralihan dari remaja menuju dewasa.
2. Melakukan musyawarah dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapisan masyarakat.
3. Memperbanyak sarana dan prasarana da mempermudah proses dalam menampung aspirasi masyarakat        agar keinginan dan harapan masyarakat dapat terealisasikan.
4. Meningkatkan rasa toleransi antar lapisan masyarakat agar tidak timbul kesenjangan.
5. Mengimplementasikan nilai-nilai dari pendidikan kewarganegaraan.


Kesimpulan :
Menurut Saya Tindakan Anarkis itu timbul karena ada yang memprovokatori dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah. Tindakan anarkis sangat tidak baik . Hanya karena beberapa orang yang anarkis semuanya jadi anarkis dan membuat semuanya berantakan . Hal itu hanya membuat masalah baru yang bisa lebih besar .

Sumber :
http://setetesilmublog.blogspot.com/2010/05/anarkisme-dalam-demonstrasi.html