Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya tindakan
anarkis dalam demonstrasi antara lain :
Sikap Para Demonstran Yang Menganggap Pendapat Mereka Paling
Benar Dan Harus Dituruti
Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan demonstrasi, para
demonstran menganggap bahwa aspirasi atau pendapat mereka suarakan
merupakan-merupakan aspirasi yang benar, mereka juga menganggap bahwa aspirasi
mereka suarakan merupakan aspirasi yang mewakili suara hati seluruh rakyat
Indonesia, dengan dasar itulah mereka menganggap bahwa apa yang mereka
pikirkan, apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal
yang benar dan mereka menginginkan agar apa yang mereka suarakan bisa
terralisasikan. Dengan dasar kebenaran ini maka dalam pelaksanaan demonstrasi
para demonstran bukan hanya sekedar mengemukakan pendapat namun lebih mengarah
pada memaksakan pendapat, sehingga untuk memaksakan kehendaknya ini mereka
melakukan tindakan anarkis. Jadi tindakan anarkis yang di lakukan merupakan
wujud dari pemaksaan kehendak, dengan harapan agar kehendak atau aspirasi yang
mereka suarakan dapat diperhatikan.
Suasana Panas, Sesak
Dan Penat Akan Membuat Para Demonstran Cenderung Mudah Terpancing Emosi
Anarkisme juga bisa disebabkan karena situasi ketika demo
terjadi, umumnya dalam suatu demonstrasi memerlukan waktu yang tidak sebentar
dan dilakukan di siang hari, suasana yang panas, sesak dan penat akan mudah
membuat para demonstran untuk terpancing emosinya dan mudah marah. Ketika
demonstrasi kondisi fisik dari para anggota juga pasti mengalami kelelahan,
dengan kondisi ini jika dalam suasana yang panas atau hujan deras maka akan
membuat para demonstran mudah marah, hal ini akan mengakibatkan tindakan
anarkis, jika salah satu anggota lain akan mudah tertular untuk melakukan
tindakan yang serupa.
Tidak Ada Perwakilan Yang Bersedia Menanggapi Dan Berbicara
Dengan Para Demostran
Ketika ada niat untuk melakukan demonstrasi, tentunya suatu
kelompok atau pihak yang akan melakukan demonstrasi sudah mempunyai suatu
pandangan, gagasan atau pemikiran yang mereka yakini kebenarannya, inilah yang
nantinya akan mereka suarakan dengan harapan apa yang meraka suarakan bisa
menjadi kenyataan, atau paling tidak mendapatkan tanggapan dari pihak yang
mereka harapakan. Namum banyak kejadian ketika ada demonstrasi tidak ada satu
pun orang yang bersedia menemui para demonstran untuk berbicara dengan member
penjelasan, hal ini membuat para demonstran kecewa, marah hingga melakukan
tindakan anarkis sebagai luapan emosinya. Solidaritas yang tinggi antara para
anggota demonstran. Dalam suatu demonstrasi umumnya, para demonstran memiliki
solidaritas yang sangat tinggi antara anggota satu dengan anggota yang lainnya,
jika salah satu anggota melakukan hal yang baik maka kemungkinan besar anggota
yang lain akan melakukan hal yang sama, tetapi yang dalam demo selama ini
khususnya di awal tahun 2010 ini bukanlah solidaritas yang baik, tetapi lebih
mengarah pada solidaritas yang buruk, jika salah satu anggota berteriak SBY
maling, maka yang lain juga akan melakukan hal yang sama. Salah satu hal yang
menyebabkan tindakan anarkis dalam demonstrasi adalah kuatnya solidaritas
antara demonstran satu dengan yang lainnya, tindakan anarkis awalnya hanya
dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja, namun karena para demonstran
kesamaan Visi, Misi dan tujuan maka mereka mempunyai solidaritas yang tinggi.
Jika salah seorang anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota yang lain
akan melakukan tindakan yang sama, jika salah seorang anggota di amankan oleh
pihak kepolisian maka anggota yang lainakan berusaha menyelamatkan rekannya.
Hal ini terkadang memicu kerusuhan antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Kerusuhan Dalam Demo Memang Sudah Di Rencanakan
Salah satu faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dalam
demo yaitu, kerusuhan dalam demonstrasi memang sudah direncanakan sebelumnya,
kerusuhan ini biasanya dilakukan oleh lawan politik atau pihak-pihak lain yang
tidak suka dengan pemerintahan yang sedang berjalan. Kasus ini sering terjadi
di Indonesia, dalam demo di Mojokerto beberapa waktu lalu terjadi kerusuhan
yang mengakibatkan kerugian hingga 1,4 M, demo ini disebabkan karena salah satu
kandidat calon bupati tidak diloloskan menjadi calon bupati oleh KPU setempat.
Akibatnya para pendukung bupati yang tidak lolos berdemo didepan KPU Mojokerto
dan melakukan pengerusakan terhadap fasilitas Negara. Dalam demo ini hampir 100
orang di tahan, dari barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi bisa
disimpulkan bahwa kerusuhan atau tindakan anarkis para demonstran sudah
direncanakan.
Adanya Provokasi
Setia demonstrasi tentunya melibatkan banyak orang, hal ini
membuat situasi sangat sulit untuk dikontrol dan dikendalikan, selain itu
banyaknya demonstran juga sangat rawan dengan provokasi, baik provokasi dari
dalam maupun dari luar, provokasi dari dalam biasanya dilakukan oleh salah satu
anggota demonstran yang mempunyai kecenderungan prilaku menyimpang dalam
keseharianya, sehingga dimanapun orang tersebut berada maka akan ada potensi
untuk rusuh akibat perilaku yang dilakukannya. Lalu provokasi juga mungkin
dilakukan oleh pihak-pihak luar yang menginginkan suasana demo menjadi rusuh.
Dalam suatu demonstrasi umumnya pihak atau kelompok yang melakukan demo
mempunyai Visi dan Misi yang sama, sehingga dengan kesamaan ini para demonstran
cenderung memiliki solidaritas yang tinggi antara sesama anggota. Sehingga jika
salah satu anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota yang lain juga akan
akan sangat mudah untuk mengikuti tindakan tersebut.
ANARKISME AKIBAT LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM
1. Butuh
Ketegasan
Berbicara tentang hukum, tidak bisa dipisahkan dengan
sanksi. Hukum tidak mungkin ditegakkan, tanpa sanksi yang tegas. Disinilah
salah satu kelemahan mendasar dari negara. Pemerintah tidak tegas dalam menerapkan
sanksi kepada para pelanggar hukum, para pembuat onar di masyarakat.
2. Kurang
Profesional
Tuntutan akan profesionalisme aparat hukum dalam menangani
kasus, bukanlah isapan jempol. Bahkan, tuntutan adalah sebuah keharusan bagi
seluruh institusi hukum.
3. Belajar dari
Negara Lain
Sebenarnya setiap negara memiliki benih-benih konflik,
termasuk konflik agama. Meski konflik dinegara lain, tidak begitu menimbulkan
efek yang besar bagi negaranya. Hal ini, tidak lepas dari kecakapan negara
lain, dalam mengelola issu, dan meredam konflik tersebut.
CARA MENGATASI TINDAKAN ANARKIS :
Pembentukan detasemen yang khusus untuk menanggulangi aksi
anarkis adalah terobosan baru untuk menangani aksi anarkis yang terjadi di
beberapa daerah. Detasemen ini punya arti penting dalam penanganan aksi anarki
yakini artinya intelejen deteksi dini, warning, respon, dan prediksi. Sehingga
apabila tindakan anarki terjadi, ada satuan untuk menangani itu. Detasemen
dilakukan dengan jumlah personel yang besar, sesuai dengan tugasnya, menghadapi
massa yang besar. Anggota detasemen dapat dilengkapi dengan sepeda motor,
sebab, kerusuhan yang bisa terjadi tak hanya di satu titik dan bergerak. Agar
bisa mobile sehingga cepat, bisa
langsung ke lokasi-lokasi terjadi trouble tadi.
Pembentukan detasemen khusus ini sebagai pengejawantahan
Prosedur Tetap Nomor 01/X/2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarki.
Pembentukan detasemen anti anarkis ini tidak
dilatarbelakangi ketidakmampuan satuan-satuan Polri. Detasemen ini dibentuk untuk meningkatkan pelayanan
keamanan kepada masyarakat. Ini dilihat
dari tantangan tugas yang terus berkembang. Oleh sebab itu, perlu lebih
dikhususkan lagi. Detasemen Anti Anarkis ini terdiri dari beberapa unsur, di antaranya Brimob, Samapta, dan tim
penembak sebagai tim penindak untuk
membantu tim Dalmas dalam menghadapi massa. Detasemen ini hanya akan menangani
aksi anarkis, bukan unjuk rasa biasa.
Untuk mengatasi anarkisme ini juga dapat dilalui dengan cara memperkuat satuan
Samapta serta memperkuat fungsi intelijen dan pembinaan massa. Intelijen masuk
terlebih dahulu mendapatkan data-data kuat dan kemudian masuk pembinaan
memberikan pendekatan secara edukatif pada masyarakat bagaimana penyelesaian
masyarakatnya.
Selain pembentukan detasemen oleh pemerintah, dari
masyarakat sendiri ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
anarkisme, diantaranya :
1. Melakukan
bimbingan konseling terhadap masyarakat yang mempunyai
permasalahan-permasalahan, dalam hal ini bimbingan konseling ditekankan pada
kalangan siswa dan mahasiswa, karena proses pembentukan karakter itu terjadi
pada masa peralihan dari remaja menuju dewasa.
2. Melakukan
musyawarah dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapisan masyarakat.
3. Memperbanyak
sarana dan prasarana da mempermudah proses dalam menampung aspirasi masyarakat agar keinginan dan harapan masyarakat dapat terealisasikan.
4. Meningkatkan
rasa toleransi antar lapisan masyarakat agar tidak timbul kesenjangan.
5. Mengimplementasikan nilai-nilai dari pendidikan kewarganegaraan.
Kesimpulan :
Menurut Saya Tindakan Anarkis itu timbul karena ada yang memprovokatori dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah. Tindakan anarkis sangat tidak baik . Hanya karena beberapa orang yang anarkis semuanya jadi anarkis dan membuat semuanya berantakan . Hal itu hanya membuat masalah baru yang bisa lebih besar .
Sumber :
http://setetesilmublog.blogspot.com/2010/05/anarkisme-dalam-demonstrasi.html